Praktikum Permeabilitas Uap Air Berbagai Bahan Kemasan


ABSTRAK
Bahan pangan perlu diberikan perlindungan oleh kemasannya. Kemasan memberikan perlindungan terhadap bahan pangan dari interaksi antara produk dan kemasan, permeabilitas gas dan cairan serta menguapnya cairan dan aroma dari bahan pangan. Integritas bahan pangan dalamm kemasan ditentukan oleh kemampuan kemasan (bahan dan system kemasan) untuk menahan kerusakan selama penanganan. Distribusi dan penyimpanan yang baik selama ditempat penyimpanan sebelum dikonsumsi oleh konsumen. Pada praktikum kali ini, akan dilakukan uji permeabilitas uap air dari kemasan plastic dengan melibatkan bahan- bahan penyerap air (desikan) seperti silica gel dan garam. Pada praktikum ini, sampel plastic yang digunakan adalah plastik wrap dan PP. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memasukkan desikan kedalam gelas lalu tutup dengan menggunakan kemasan plastic. Timbang beratnya selama 5 hari. Untuk perbandingan, dibuat kontrolnya dengan cara menutup mangkuk dengan sampel plastic tanpa diisi dengan desikan. Berdasarkan pada hasil praktikum, didapatkan kesimpulan bahwa plastik wrap memiliki permeabilitas yang lebih baik dibandingkan plastik wrap. Sebagian dari plastik memiliki permeabilitas yang baik terhadap uap air dan jenis lainnya memiliki permeabilitas yang baik terhadap gas. Kenaikan maupun penurunan berat tiap harinya,  dikarenakan adanya gas maupun uap air yang masuk dan keluar dari lingkungan. berdasarkan pada hasil perhitungan diperoleh data permeabilitas plastik wrap sebesar 0.0102, sedangkan plastik PP sebesar 0.0109. Menunjukkan bahwa penggunaan plastik wrap sebagai kemasan primer pada produk pangan yang sensitif uap air dan gas lebih tepat dibandingkan menggunakan PP.

Kata Kunci : kemasan, permeabilitas, PP, plastik wrap, desikan

PENDAHULUAN
Integritas bahan makanan dalam kemasan ditentukan oleh kemampuan kemasan (bahan dan sistem kemasan) untuk menahan kerusakan selama penanganan, distribusi, dan penyimpanan yang baik di gudang, di toko, dan di rumah sebelum bahan makanan dikonsumsi.

Salah satu faktor penting yang mempengaruhi kerusakan makanan ialah kontak dengan gas (oksigen) dan kelembaban. Kemasan diharapkan mampu melindungi bahan makanan dengan menjaga supaya oksigen dan kelembaban tetap berada di luar kemasan.

Sebenarnya plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik yang terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau ekonomi. Ada beberapa polimer alami yang termasuk plastik. Plastik dapt dibentuk menjadi film atau fiber sintetik. Nama ini berasal dari fakta bahwa banyak dari mereka malleable, memiliki properti keplastikan. Plastik didesain dengan varias yang sangat banyak dalam properti yang dapat menoleransi panas, keras, reliency, dan lain-lain. Digabungkan dengan kemampuan adaptasinya, komposisi yang umum, dan beratnya yang ringan memastikan plastik digunakan hampir di seluruh bidang industri.

Penggunaan plastik sebagai bahan pengemas mempunyai keunggulan dibanding bahan pengemas lain karena sifatnya yang ringan, transparan, kuat, termoplatis dan selektif dalam permeabilitasnya terhadap uap air, O2, CO2. Sifat permeabilitas plastik terhadap uap air dan udara menyebabkan plastik mampu berperan memodifikasi ruang kemas selama penyimpanan, plastik juga merupakan jenis kemasan yang dapat menarik selera konsumen.

Sehubungan dengan sifat plastik yang memiliki permeabilitas terhadap gas dan uap air sehingga mampu melindungi produk yang dikemas dengan menjaga agar oksigen dan uapa air tetap berada di dalam kemasan pada kenyataannya ternyata plastik pengemas tidaklah secara absolut mampu menahan gas dan uap air tersebut karena film plastik permeabel terhadap gas dan uap air.

Peremeabilitas terhadap gas dan uap air (Gas or water vapor permeability = WVP) yang banyak digunakan dalam teknologi pengemasan didefinisikan sebagai gram air per hari per 100 in^2 permukaan kemasan, untuk ketebalan dan temperatur tertentu, dan kelembaban relatif di satu sisi 0% dan pada sisi lainnya 95%. Metode yang umum digunakan untuk mengukur permeabilitas uap ialah dengan metode gravimetri. Dalam metode ini digunakan suatu desikan yang bisa menyerap uap air dan menjaga supaya tekanan uap air tetap rendah disimpan dalam suatu mangkuk alumunium yang kemudian ditutup dengan film plastik yang akan diukur permeabilitasnya.

METODE PENELITIAN
Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada penelitian ini ialah garam dapur, kemasan plastik wrap ukuran 12×11 cm, dan PP 11.7×11.7 cm. Sedangkan alat yang digunakan ialah Gelas kecil, gelas besar, gunting, penggaris, dan neraca analitik.

Prosedur Penelitian
  1. Kedua gelas kosong masing-masing di isi dengan garam sebanyak 2 gram
  2. Tutup kedua gelas dengan plastik, di mana gelas besar dengan plastik wrap, dan gelas kecil dengan plastik PP. Gunakan selotip untuk memastikan bahwa penutupan telah rapat.
  3. Timbang masing-masing gelas tersebut dan catat sebagai berat awal.
  4. Selama 5 hari, catat perubahan berat gelas menggunakan timbangan analitik
  5. Plot pertambahan berat garam (g) dengan waktu (hari) dalam grafik
  6. Hitung permeabilitas bahan kemasan dengan rumus :
Keterangan :
k/x = permeabilitas kemasan
ΔW/Δθ = slope (g H2O/hari)
A = luas penampang  kemasan (m^2)
Pout = tekanan uap air di luar kemasan (mmHg). Untuk desikan NaCl = 21.438 mmHg

HASIL DAN PEMBAHASAN
Selama 5 hari berturut-turut dilakukan penimbangan untuk mengetahui pertambahan berat uji. Data yang diperoleh kemudian dikurangkan dengan berat awal masing-masing gelas, setelah itu dimasukkan ke dalam tabel. Berat awal gelas masing-masing ialah 244 gram untuk gelas dengan penutup plastik PP, kemudian 173 gram untuk gelas kecil berpenutup plastik wrap.
Waktu (hari)
Pertambahan Berat (g)
Plastik Wrap
Plastik PP
1
2.9792
2.8694
2
2.9989
2.9300
3
3.0048
3.0625
4
3.0116
3.1690
5
3.0179
3.4056
Hasil yang diperoleh pada tabel kemudian dikonversi ke dalam bentuk grafik untuk mempermudah membaca perubahan berat uji.


Grafik pertambahan berat uji menunjukkan bahwasanya pertambahan berat meningkat pesat pada gelas yang menggunakan penutup plastik PP. Sedangkan gelas berpenutup plastik wrap mengalami perubahan berat yang sangat sedikit.

Data hasil pengamatan pada praktikum kali ini dapat digunakan untuk mencari nilai permeabilitas kemasan wrap dan PP. Adapun cara mengukur permeabilitas dengan berdasarkan pada data tabel ialah sebagai berikut :

Plastik Wrap

Plastik PP

Berdasarkan nilai permeabilitas masing-masing kemasan tersebut terlihat jelas bahwasanya plastik wrap memiliki nilai permeabilitas yang lebih rendah, itu sebabnya plastik wrap lebih sering digunakan untuk membungkus komoditas pertanian yang peka terhadap oksigen dibandingkan dengan menggunakan plastik PP yang memiliki permeabilitas yang lebih tinggi.

Apabila membandingkan antara literature dan hasil praktikum, maka dapat dinyatakan bahwa adanya perubahan yang tidak konstan (kenaikan maupun penurunan berat) disebabkan adanya gas yang masuk dan keluar dari lingkungan kedalam kemasan.

KESIMPULAN
Berdasarkan pada hasil praktikum, didapatkan kesimpulan bahwa plastik wrap memiliki permeabilitas yang lebih baik dibandingkan plastik wrap. Sebagian dari plastic memiliki permeabilitas yang baik terhadap uap air dan jenis lainnya memiliki permeabilitas yang baik terhadap gas. Kenaikan maupun penurunan berat tiap harinya, dikarenakan adanya gas maupun uap air yang masuk dan keluar dari lingkungan. Apabila membandingkan kemampuan kerja silica gel dan garam, didapatkan bahwa kemampuan garam untuk menyerap uap air dan gas lebih baik dibandingkan dengan silica gel. Dengan nilai permeabilitas yang lebih rendah, menunjukkan bahwa plastik wrap sangat tepat digunakan untuk produk-produk makanan yang sensitif terhadap uap air dan gas seperti komoditas-komoditas pertanian.

DAFTAR PUSTAKA
Tim Asisten. 2014. Penuntun Praktikum Teknologi Pengemasan dan Penyimpanan. Samarinda : Unmul THP.

R. Baskara Katri Anandito, Basito, Hatmiyarni Tri Handayani. Kinetika Penurunan Kadar Vanilin Selama Penyimpanan Polong Panili Kering pada Berbagai Kemasan Plastik. Surakarta : Fakultas Pertanian UNS.

Gambar Awal : http://www.sabuncurahsurabaya.com/file/catalog/large/Pouch%203-14.jpg